Baru-baru ini, Mesir menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan Tiongkok. Kedua pihak akan bersama-sama mengembangkan proyek tenaga surya skala besar dengan skala 10GW, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan di negara Arab terpadat dan mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil.
Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Otoritas Energi Baru dan Terbarukan Mesir, Perusahaan Induk Listrik Mesir dan China Electric Power Equipment Co., Ltd. di hadapan Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly.
“Perjanjian ini merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan dan membatasi penggunaan bahan bakar fosil, sejalan dengan rencana pembangunan berkelanjutan nasional Mesir,” kata kabinet Mesir dalam sebuah pernyataan.
Setelah proyek selesai, diharapkan dapat menghasilkan 29.784GWh energi bersih setiap tahun dan mengurangi 14 juta ton emisi karbon dioksida.
Pernyataan itu menambahkan bahwa proyek tersebut adalah jaringan yang didedikasikan untuk proyek energi terbarukan sebagai bagian dari inisiatif “Koridor Hijau” Mesir. Setelah selesai, proyek ini akan menghemat biaya gas alam sebesar US$1 miliar setiap tahunnya.
Mohamed Shaker, Menteri Listrik dan Energi Terbarukan Mesir, mengatakan pada upacara penandatanganan: “Mesir telah mengadopsi rencana ambisius untuk meningkatkan industri listrik di berbagai bidang, termasuk memaksimalkan penggunaan energi terbarukan dan mendorong investasi sektor swasta asing dan lokal.”
Sebelumnya pada tahun 2023, Mohamed Shaker mengatakan kapasitas tenaga angin Mesir bisa mencapai 350GW dan kapasitas tenaga surya bisa mencapai 650GW.
Mesir mengklaim total potensi energi terbarukan mencapai 1TW, yang merupakan berita besar bagi sektor energi terbarukan Mesir. Namun, menyadari potensi ini adalah hal yang berbeda, terutama mengingat kelambanan Mesir dalam sektor energi terbarukan hingga saat ini.
Mesir adalah salah satu pasar fotovoltaik terbesar di Afrika, dengan sumber daya sinar matahari yang melimpah dan lahan yang luas. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Mesir secara aktif mempromosikan pengembangan industri fotovoltaik tenaga surya.
Tujuan Mesir adalah menjadikan energi terbarukan mencapai 42% dari total kebutuhan listrik negara itu pada tahun 2030, dan menjadikan energi terbarukan mencapai 60% dari total pembangkit listrik negara itu pada tahun 2040.