Seiring dengan meningkatnya perhatian global terhadap emisi karbon nol bersih dan keamanan energi, pembangkit listrik fotovoltaik berkembang pesat di Timur Tengah karena sumber daya sinar matahari yang kaya dan wilayah yang luas. Artikel ini akan menganalisis tren energi di kawasan ini, termasuk status saat ini dan perkembangan negara-negara dengan permintaan energi terbesar, serta faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya di masa depan.
Pertama-tama, permintaan di Timur Tengah sebagian besar terkonsentrasi di Türkiye, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Negara-negara tersebut telah mengalami perkembangan signifikan di bidang fotovoltaik, terutama Turki yang telah menjadi pemimpin pasar fotovoltaik Timur Tengah dengan kapasitas produksi modul lokalnya.
Namun, isu-isu politik baru-baru ini yang disebabkan oleh perang Israel-Palestina mempunyai dampak tertentu terhadap permintaan lokal. Meskipun demikian, seiring dengan terus dilaksanakannya proyek-proyek skala besar di negara-negara dengan permintaan besar seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, dan pemerintah terus meluncurkan tender skala besar baru, keseluruhan permintaan di masa depan diperkirakan akan tetap optimis. Situasi saat ini dan perkembangan tiga negara dengan permintaan fotovoltaik terbesar di Timur Tengah:
Turki
Di tingkat negara tertentu, Turki telah membuat perkembangan signifikan di bidang fotovoltaik dalam beberapa tahun terakhir dan menjadi pemimpin di Timur Tengah. Promosi kebijakan dan keunggulan kapasitas produksi modul lokal telah menguntungkan Turki dalam bidang manufaktur fotovoltaik. Keputusan terbaru ini semakin merangsang kesediaan warga untuk memasang fasilitas pembangkit listrik fotovoltaik dengan memberikan subsidi harga listrik tetap hingga 10 tahun dan tambahan subsidi komponen lokal, dan diharapkan dapat mencapai target total kapasitas terpasang fotovoltaik sebesar 59,9 GW pada tahun 2035.
Arab Saudi
Sebagai eksportir minyak terbesar di dunia, Arab Saudi secara aktif berupaya melakukan diversifikasi sumber energi dan mengurangi ketergantungannya pada minyak dan gas alam. Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah telah merumuskan serangkaian kebijakan energi terbarukan dan menetapkan tujuan untuk mencapai kapasitas terpasang fotovoltaik sebesar 40GW pada tahun 2030. Sejak tahun 2017, Rencana Energi Terbarukan Nasional telah melaksanakan empat putaran penawaran fotovoltaik skala besar, dan banyak proyek. masih dalam tahap pembangunan. Penawaran reguler akan dipertahankan di masa depan untuk mendukung permintaan secara keseluruhan. Kerja sama dengan produsen luar negeri akan semakin mendorong pengembangan sektor fotovoltaik Arab Saudi.
Uni Emirat Arab
Pasar fotovoltaik di UEA juga terus berkembang pesat. Promosi aktif dan dukungan pemerintah terhadap proyek fotovoltaik telah menyebabkan semakin banyak perusahaan dan investor fokus pada hal ini. Baru-baru ini, Perusahaan Air dan Listrik Emirates secara resmi meluncurkan proses penawaran untuk proyek fotovoltaik AI Khazna berkapasitas 1,5 GW, dengan tujuan menambah rata-rata 1 GW pembangkit listrik fotovoltaik per tahun selama sepuluh tahun ke depan. Selain itu, pemerintah meluncurkan kebijakan pengukuran bersih dan sistem harga listrik FIT, serta mengesahkan undang-undang federal baru untuk mengatur sambungan proyek yang didistribusikan ke jaringan listrik. Langkah-langkah ini diharapkan dapat lebih mendorong pertumbuhan permintaan untuk proyek-proyek yang didistribusikan.
Secara keseluruhan, meskipun Timur Tengah menghadapi ketidakpastian politik dan ketidakpastian lainnya, sumber daya sinar matahari yang berlimpah dan dukungan pemerintah terhadap energi terbarukan menjadikannya kekuatan penting dalam pasar fotovoltaik global. Dengan terus berkembangnya negara-negara dengan permintaan utama seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab serta posisi terdepan Turki, prospek transformasi energi di kawasan ini cukup menjanjikan. Pada saat yang sama, promosi kebijakan pemerintah dan kerja sama dengan produsen luar negeri juga akan memberikan lebih banyak peluang bagi pasar fotovoltaik di Timur Tengah.