Berita

PBB menyerukan pengurangan emisi yang dalam dan pengembangan energi terbarukan seperti energi matahari dan energi angin.

Apr 07, 2022Tinggalkan pesan

Panel Antarpemerintah PBB tentang Perubahan Iklim baru-baru ini merilis sebuah laporan yang mengatakan bahwa dari 2010 hingga 2019, emisi tahunan rata-rata global gas rumah kaca berada pada tingkat tertinggi dalam sejarah. Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa tanpa pengurangan emisi yang dalam, suhu global bisa naik 3,2 derajat Celcius pada akhir abad ini, sehingga tidak mungkin untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius sejalan dengan Perjanjian Paris 2015.



Pada tanggal 4, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa untuk menjaga "garis merah" 1,5 derajat Celcius, pemerintah harus menilai kembali kebijakan energi, mengurangi penggunaan energi fosil, meningkatkan efisiensi energi dan menggunakan bahan bakar bersih. Guterres menekankan bahwa jika langkah-langkah pengurangan emisi tidak diambil sesegera mungkin, pemanasan iklim akan membanjiri banyak kota besar di seluruh dunia, dan juga akan menyebabkan "gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya, badai, kekurangan air yang meluas dan kepunahan jutaan hewan dan tumbuhan". Fenomena ekstrim terjadi.


Laporan tersebut percaya bahwa untuk mengurangi pemanasan iklim, negara-negara harus mengembangkan sumber tenaga surya, angin, dan energi terbarukan lainnya. Laporan tersebut menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, biaya penggunaan beberapa energi terbarukan telah sangat berkurang, dan telah menjadi kompetitif dengan sumber energi tradisional seperti batu bara dan gas alam, dan kadang-kadang biaya pembangkit listrik bahkan lebih rendah. Namun, biaya dimuka untuk memasang panel surya dan turbin angin tinggi, sehingga beberapa negara miskin masih tertinggal dalam penggunaan energi matahari dan angin. Laporan tersebut menyerukan negara-negara kaya untuk berkontribusi membantu negara-negara miskin mengembangkan energi terbarukan dan mempromosikan transisi energi.


Laporan ini juga merekomendasikan agar negara-negara meningkatkan upaya mereka dalam penelitian dan pengembangan teknologi pengurangan emisi. Saat ini, beberapa teknologi baru telah dikembangkan. Beberapa perusahaan telah menemukan mesin yang dapat menyerap karbon dioksida dari atmosfer, tetapi beberapa ilmuwan telah menyatakan keraguan tentang apakah teknologi akan bekerja karena tingginya biaya aplikasi dan ruang lingkup promosi yang kecil. Peneliti lain mengatakan bahwa pembuahan melalui laut dapat mempromosikan proliferasi plankton untuk menyerap karbon dioksida. Metode ini telah terbukti efektif, tetapi para ilmuwan tidak yakin apakah beberapa organisme alga akan membawa efek samping pada ekologi laut.


Menurut laporan itu, selama kebijakan, infrastruktur, dan teknologi yang tepat diterapkan untuk mengubah gaya hidup dan perilaku manusia, emisi gas rumah kaca dapat dikurangi 40% -70% pada tahun 2050.


Kirim permintaan