Sebuah organisasi perlindungan lingkungan lokal di Tonga mengatakan pada tanggal 21 bahwa setelah letusan gunung berapi, pasokan listrik di Tonga benar-benar terputus. Kelompok lingkungan setempat memutuskan untuk mengajari penduduk setempat cara merakit panel surya, dengan mengandalkan sel surya untuk mengatasi-kekurangan listrik pascabencana. Menurut Shikulu, kepala organisasi perlindungan lingkungan, sel surya dapat menyediakan penerangan LED untuk rumah tangga biasa tanpa listrik, mengisi daya ponsel, dan menyediakan listrik dasar rumah tangga.
Shikuru mengatakan bahwa selain masalah pasokan listrik, kebutuhan mendesak Tonga untuk menyelesaikan masalah komunikasi. Setelah kabel optik bawah laut terputus, sebagian besar orang Tonga kehilangan kontak dengan dunia luar, dan Tonga menjadi "pulau informasi". Hal ini juga menyadarkan masyarakat bahwa layanan data satelit harus dikembangkan untuk memastikan masyarakat tetap dapat berkomunikasi secara normal setelah bencana alam.
Karena abu vulkanik menutupi seluruh Tonga, air minum lokal, tanah, perikanan dan peternakan sangat terpengaruh. Menurut berita yang dirilis oleh PBB pada tanggal 20, setelah letusan gunung berapi, staf PBB di Tonga terus menguji kualitas air setempat. Saat ini, wilayah setempat masih menghadapi ancaman inversi air laut dan hujan asam. Saat ini, sebagian besar masyarakat Tonga kebanyakan minum air kemasan. Selain menghadapi kekurangan air dan makanan, daerah setempat juga menghadapi kekurangan bahan bakar yang parah.